Posted on

Pusat Mutiara Lombok

Pusat Mutiara Lombok

Beberapa pelaku usaha mutiara Indonesia yang bergerak dalam usaha budidaya termasuk pemasarannya telah tergabung dalam Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (ASBUMI). Sebagai organisasi yang mewadahi para pengusaha budidaya mutiara di Indonesia, keberadaan ASBUMI sangat penting dan sebagai pusat mutiara lombok fasilitator dalam upaya pengembangan budidaya dan pemasaran mutiara Indonesia.

Dalam rangka peningkatan nilai tambah, mutiara dalam bentuk “loose” umumnya dikembangkan dalam bentuk “jewelry” atau menjadi bahan perhiasan yang kadangkala dikombinasikan dengan benda-benda berharga lainnya seperti emas, perak, berlian, intan dan Iain-Iain. Bentuk perhiasan yang dihasilkan diantaranya mahkota, kalung, gelang, cincin, bros, jepitan dasi dan Iain-lain. Dalam perdagangan internasional, kalung mutiara dengan berbagai ukurannya memiliki istilah-istilah tersendiri seperti choker, collar, matinee, opera, princess dan rope. Istilah-istilah tersebut digunakan khususnya untuk kalung mutiara yang berasal dari butiran mutiara yang seragam.

Dari usaha budidaya mutiara, diperolch pula hasil sampingan yang bernilai cukup tinggi yaitu kulit kerangnya sebagai bahan perhiasan yang mahal harganya serta dagingnya setclah tidak berproduksi dapat dikonsumsi dengan nilai jual yang lumayan.

Saat ini, Indonesia terutama menghasilkan South Sea Pearl dari kerang Pinctada maxima baik dari hasil alam maupun budidaya. Sentra pengembangan budidaya Pinctada maxima tersebar di beberapa daerah seperti : Lampung, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara dan Papua.

South Sea Pearl Indonesia sangat digemari di pasar dunia, dan biasanya dijual dalam bentuk loose dan jewelry (perhiasan). Pemasaran untuk mutiara loose di pusat mutiara lombok biasanya dilakukan melalui lelang (auction) baik di dalam maupun di luar negeri.

South Sea Pearl diproduksi oleh beberapa negara, dan Indonesia memiliki pusat mutiara lombok sebagai sentra industrinya. Oleh karenanya untuk memberikan nilai tambah diperlukan promosi khusus keunikan mutiara Indonesia disertai dukungan Letter of Authencity yang terakreditasi.

Selain kerang jenis Pinctada maxima, kerang mutiara lainnya yang dapat dibudidayakan di Indonesia adalah Pinctada margaritifera, Pinctada fucata, Pinctada lentiginosa dan Pteria penguin. Budidaya mutiara dapat terselenggara hanya pada lingkungan perairan yang bersih dan tenang. Jadi budidaya mutiara, selain hasil yang diperoleh cukup tinggi maka secara otomatis akan menjaga kualitas perairan laut.

JENIS-JENIS MUTIARA POPULER

South Sea Pearl (The Queen of Pearls)

Merupakan jenis mutiara yang dihasilkan dari kerang Pinctada maxima dengan negara produsen utamanya adalah Indonesia (lokasi utama pusat mutiara lombok), Australia, Philipina, Myanmar, Vietnam dan Thailand. Dijuluki sebagai Ratunya Mutiara karcna ukurannya yang besar dengan kilauan yang khas sehingga seringkali memiliki harga termahal.

Ukuran : Dibandingkan dengan semua jenis mutiara budidaya, south sea pearl umumnya memiliki ukuran yang lebih besar yaitu kisaran 8 — 22 mm, dengan ukuran rata-rata 15 mm. Meski demikian, dijumpai juga south sea pearl dalam ukuran kecil yaitu 2 — 8 mm. Ukuran ini biasanya berbentuk baroque keishi, yaitu mutiara hasil ikutan sebagai akibat suatu benda terikut masuk ke dalam organ tubuh kerang sewaktu proses insersi berlangsung.

Bentuk : hampir ditemukan dalam semua bentuk seperti bulat (round), tetesan (drop), kancing (button), oval, setengah bulat (semi-round), circle atau ringed, tidak beraturan (baroque) dan semi baroque. Pada umumnya bentuk bulat dan tetesan memiliki harga yang paling mahal.

Warna : cakupan warna south sea pearl sangat luas, umumnya berwarna putih, perak, merah muda dan emas. South sea pearl asal Australia umumnya berwarna putih, demikian pula south sea pearl asal Indonesia dan Philipina meskipun ada kecenderungan berwarna krem dan keemasan.

Kilauan : Lapisan nacre south sea pearl umumnya tebal dengan kilauan yang relatif lebih kuat dibanding jenis mutiara lainnya. South sea pearls juga memiliki pantulan warna lembut yang indah yang hanya dapat dijumpai pada mutiara berlapis nacre tebal.

Permukaan : relatif bersih (bebas dari noda, benjolan, lubang kecil dan kerutan) sampai dengan sangat cacat. Cacat yang tidak merusak seperti noda, benjolan, lubang kecil dan kerutan kadang dijumpai pada south sea pearl. Namun demikian, menginga mutiara merupakan produk alam, hampir sulit untuk mendapatkan mutiara dengan permukaan tanpa cacat. Cacat yang ada juga tidak selalu mengurangi nilai maupun keindahan mutiara itu sendiri.

Mutiara Akoya

Secara umum Akoya (mutiara klasik Jepang) merupakan jenis mutiara pertama yang dibudidayakan dengan ciri-ciri sebagai berikut :

Permukaan : Relatif bersih dan umumnya tidak ada cacat.

Bentuk : Umumnya dijumpai dalam bentuk bulat, semi bulat, tetesan air dan baroque (bentuk tidak beraturan). Hampir tidak pernah dalam bentuk circle!ring, button atau oval.

Warna : rose, perak/putih, krem, emas dan biru/abu-abu

Ukuran : berkisar dari 2—10 mm, dengan ukuran rata-rata 7 mm.

Kilauan : Dengan perbandingan ketebalan nacre yang sama, Akoya dinilai oleh sebagian ahli mempunyai kilauan yang lebih baik dibandingkan mutiara jenis lain. Perairan Jepang, tempat pengembangbiakan Akoya, merupakan perairan dengan suhu 10-15° lebih dingin dibanding perairan untuk pengembangbiakan mutiara jenis lain. Kondisi perairan yang lebih dingin ini menyebabkan Akoya membentuk lapisan nacre lebih lambat dan struktur kristal yang lebih padat. Hal inilah yang meningkatkan kualitas kilauan Akoya. Sehingga meskipun lapisan nacre-nya lebih tipis dibandingkan sebagian besar jenis mutiara budidaya lain, tetapi kilauannya paling terang.

Mutiara Tahiti

Mutiara Tahiti merupakan jenis mutiara yang dihasilkan dari kerang Pinctada margaritifera yang memiliki ukuran kerang hampir dua kali lipat dibanding kerang Akoya. Negara produsen utamanya adalah Tahiti (French Polynesia), Hawaii, Cook Island dan negara di kawasan Pasifik.

Ukuran : sekitar 8-13 mm

Warna : mutiara Tahiti dikenal dengan wama-warninya, cendcrung warna metalik dan unik dibanding warna mutiara budidaya lainnya. Sebagai Mutiara Hitam, warna umumnya adalah kelabu dengan dcrajat yang lebih terang atau lebih gelap. Selain itu, mutiara Tahiti memiliki kemampuan yang unik untuk menampilkah variasi warna yang muncul secara bcrsamaan – seperti warna peacock, eggplant atau aubeigine, hijau, biru dan warna merah keungu-unguan. Mutiara Tahiti yang paling bernilai tinggi adalah yang berwarna peacock dan biru yang diikuti warna pelangi, kelabu dan emas.

Kilauan : berkisar dari kilauan tinggi, sedang hingga rendah.

Permukaan : cakupan kualitas permukaannya cukup luas yaitu dari bersih/mulus hingga sangat cacat. Untuk mutiara Tahiti dengan kualitas tinggi, permukaannya bebas dari noda, bengkak, lubang kecil, kerutan dan bulatan. Sebagai mutiara yang memerlukan waktu budidaya lama, mutiara Tahiti dengan permukaan yang kurang sempurna kadangkala justru menambah keindahan dan menjadi lebih memikat.

Bentuk : bulat sempurna, tetesan, kancing, oval, semi round, melingkar atau ringed, baroque dan semi baroque.

Dimanakah pusat mutiara lombok? Miss Joaquim Pearls adalah pusat mutiara lombok yang telah dipercaya oleh customer dalam dan luar negeri. Perdagang luar negeri telah mengenal Miss Joaquim sebagai pusat mutiara lombok yang mampu menyiapkan mutiara lombok dalam kualitas tinggi dan kuantitas yang banyak. Untuk berdiskusi dengan Miss Joaquim Pearls silahkan add pin bbm 3227CF53. Selamat berbelanja. Have FUN !