Menurut perkirakan minggu lalu, kurang lebih sejumlah 15.000 ekor titam kerang mutiara jenis Pinctada maxima telah dilepas di sekitar perairan pulau Gili Kondo, sambalia, desa Padak Guar, Kab,Lombok Timur. hal dilakukan bertujuan untuk restocking dalam menjaga kelestarian species tersebut di alam.
Seperti yang sudah diketahui KKP mempunyai dua Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang secara khusus diberikan tanggung jawab untuk pemuliaan induk dan pengembangan kerang mutiara di Indonesia. jumlah Ribuan spat kerang mutiara ini adalah hasil pembenihan secara buatan yang sudah dilakukan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok. Kedua UPT tersebut yaitu BPBL Lombok dan Balai Pemuliaan Induk Udang dan Kekerangan (BPIUK) di Karangasem Bali.
Seperti yang sudah diketahui KKP mempunyai dua Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang secara khusus diberikan tanggung jawab untuk pemuliaan induk dan pengembangan kerang mutiara di Indonesia. jumlah Ribuan spat kerang mutiara ini adalah hasil pembenihan secara buatan yang sudah dilakukan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok. Kedua UPT tersebut yaitu BPBL Lombok dan Balai Pemuliaan Induk Udang dan Kekerangan (BPIUK) di Karangasem Bali.
“Istilah Restocking adalah upaya yang sangat krusial dan sifatnya yang mendesak yang telah dilakukan saat ini untuk menjaga keseimbangan stock kerang mutiara di alam. Apalagi di saat sekarang sudah mulai terjadi penurunan ketersediaan induk kerang mutiara di alam akibat penangkapan yang berlebihan, menurut pendapat Slamet Soebjakto selaku Direktur Jenderal Perikanan Budidaya.
Slamet berpendapat bahwa, pelepasan puluhan ribu ekor spat kerang mutiara tersebut dilakukan dengan melibatkan masyarakat lokal yang tergabung dalam Komite Pengelolaan Perikanan Laut (KPPL) kawasan Sambelia.
KPPL merupakan suatu kelompok komite yang terdiri dari kumpulan anggota masyarakat pantai yang terdiri dari tokoh agama, tokoh adat, nelayan, pembudidaya ikan dan pihak terkait lainnya yang dibentuk secara swadaya sebagai bagian peran partisipatif masyarakat dalam menjaga kelestarian SDA kelautan dan perikanan.
Mayarakat lokal diwajibkan ikut berperan serta dan mengmbil bagian penting dalam menyalurkan edukasi untuk upaya pengawasan kelestarian sumberdaya kerang mutiara, apalagi di pulau Lombok menjaga dan masih terasa kental dengan aturan lokal yang dapat diberdayakan sebagai instrument konservasi SDA kelautan dan perikanan. seperti yang diungkapkan Slamet, akibat penangkapan secara berlebihan, banyak jumlah perusahaan pembenih mutiara yang saat ini mulai kesulitan menemukan sumber induk di alam, dan pastinya ini sangat mengkhawatirkan bagi pengelolaan bisnis mutiara di Indonesia untuk selanjutnya.
Melihat perairan di Indonesia, khususnya Pulau Lombok yang dikenal oleh dunia sebagai tempat asli kerang mutiara jenis Pinctada maxima yang terkenal disampi ke luar negeri dengan sebutan The Queen Of Pearl atau ratunya mutiara. “Namun kenyataannya pada saat ini induk kerang mutiara mulai jarang di peroleh, kita tahu selama bertahun-tahun mengalami proses pengembangan pembenihan kerang mutiara ini lebih banyak mengandakan induk dari alam. Tentunya ini sangat berbahaya untuk kelangsungan spesies. Oleh sebab itulah, kami mulai mendorong UPT untuk melaksanakan pembenihan kerang mutiara, dimana peruntukannya lebih besar untuk kepentingan restocking. Kelompok KKP juga akan turut mendorong unit-unit pembenihan kerang mutiara yang dimiliki swasta untuk melakukan hal yang serupa di seluruh Perairan potensial di Indonesia. Hal ini merupakan suatu bentuk tanggunjawab kompensasi jasa lingkungan yang harus di dipenuhi.
“Melakukan pembudidayaan merupakan satu-satunya penyangga sumberdaya keluatan dan perikanan, untuk selanjutnya tidak dapat terus menerus mengandalkan eksploitasi sumber pangan dari alam. Menurut ibu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga menginstruksikan agar kegiatan pelaksanaan restocking menjadi program utama untuk menjamin keberlanjutan sumberdaya perikanan Indonesia kedepannya.
Negara Jepang yang merupakan negara dengan tujuan utama ekspor dengan share sebesar 94 persen dari total nilai eksport mutiara Indonesia. Badan Pusat Statistik telah mencatat nilai ekspor mutiara asal Indonesia dalam kurun waktu 2012 sampai 2016 dan rata-rata naik 2,6 persen per tahun. dan di Tahun 2016 nilai ekspor mutiara Indonesia mencapai 15,16 juta dollar AS.