
Mutiara lombok sekarbela

“Berapa ?”, tanya istri saya mengulang karena agak sedikit tidak percaya. “Rp 100.000 untuk satu set perhiasan ini, ibu”, kata penjual perhiasan Mutiara lombok di daerah Sekarbela, Mataram.
Istri saya memang agak terkejut karena harga tersebut untuk 1 set Gelang, Cincin, Kalung, dan Anting (lihat foto). “Silahkan kalau ibu berminat, harga tersebut masih bisa ditawar”, kata sang penjual lagi. “Wah ini kemungkinan palsu, ya ?”, tanya saya semakin tertarik sambil bercanda. “ooh tidak pak, kita bisa siapkan sertifikat dan kalau tidak percaya silahan di-test”.
Tentunya yang dimaksud oleh sang penjual adalah pengetesan dengan api untuk membuktikan bahwa mutiaranya bukan terbuat dari plastik atau dengan menggigitnya memakai gigi. Sebuah metoda pengetesan yang paling sederhana dan cepat.
Saya terus terang tidak “tega” untuk menawarnya karena kagum dengan keindahannya dan tahu betapa sulitnya untuk membuat 1 set perhiasan tersebut. Lalu saya coba hitung-hitung, ternyata seluruh inventory di toko kecilnya tersebut, total nilainya tidak lebih dari Rp 10 juta. Kenapa bisa rendah sekali harga Mutiara Indonesia (Lombok) ?. Itulah pertanyaan di benak saya sewaktu mengikuti acara “Pencanangan visit Sumbawa”, tanggal 6 Juli 2009 yang lalu dengan target meraih 1 juta wisatawan di tahun 2012. Salah satu acara khususnya adalah pembiakan mutiara oleh pak SBY dan ibu Ani.
Selidik punya selidik, berikut bebera hal yang saya baru ketahui tentang “Industri Mutiara” Indonesia :
- Berdasarkan nilai perdagangan dunia, ada tiga negara yang mendominasi produksi mutiara, yakni Jepang (32,22 %), Australia (25,13 %), dan Tahiti (14,41 %). Indonesia sendiri masuk peringkat ke-11, yakni hanya 1,41 %.
- Mutiara putih Indonesia adalah termasuk jenis mutiara yang termahal di dunia, yakni South Sea Pearl.
- Indonesia adalah produsen South Sea Pearl tertinggi yaitu (45 %) dari total 9.985 kg (data 2008). Angka itu disusul Australia (32 %), Filipina (17 %), dan Myanmar (5 %). Namun harga Mutiara Indonesia berada pada peringkat ketiga (US$ 16,2 per gram), setelah Australia (US$ 38,4 per gram) dan Myanmar (US$ 25,5 per gram). High volume but low price due to low quality.
- Saat ini Mutiara Indonesia diekspor ke Jepang (48,17 %) dan Australia (35,52 %). Namun sayangnya pengusaha Mutiara di Indonesia 90% masih dikuasai asing. Padahal modal awal relatif kecil hanya sekitar Rp 20 juta.
- Harga Mutiara memang tergantung dari bebagai faktor. Harga mutiara akhir-akhir ini jatuh karena adanya kompetisi dari China dan India. Saya lupa tanya apakah mutiara yang saya beli di Sekarbela tersebut berasal dari China atau memang asli Lombok.
Ada sebuah pengalaman yang menarik dari negara Tahiti, yang hanya berpenduduk sekitar 180.000 orang dan luas tidak lebih besar dari Kabupaten Karimun, tapi bisa memproduksi Mutiara hitam dengan nilai US $ 160 juta per tahun. Tahiti ranking no:3 di dunia. Baca kiat-kiatnya disini. Sebuah konsistensi dan upaya terkoordinasi oleh Pemerintah Tahiti.
Saat ini saya tidak berfikir yang muluk-muluk, tapi yang terfikir oleh saya hanyalah ingin menjadi reseller mutiara dari Pengrajin perhiasan
mutiara Lombok ini lalu dijual oleh rekan-rekandi factory-factory outlet di Bandung, Jakarta, Surabaya, dan kota lain di indonesia, sekalian tentunya membantu pengrajin di Sekarbela.
Ada yang berminat juga menjadi Reseller Mutiara ? add pin BBM 3227CF53 (Miss Joaquim Pearls).