
Salah satu kriya perhiasan Indonesia yang cukup kesohor yakni mutiara. Perhiasan mutiara Indonesia banyak diambil dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Belum banyak masyarakat yang tau bahwa kilau mutiara asal Lombok ini sangat mempesona banyak penggemar perhiasan, dari dalam ataupun konsumen dari luar negeri.
Tidak heran apabila banderol harganya malahan cukup fantastis. Melainkan, tingginya harga tidak mengurangi atensi konsumen. Malahan, dalam sebuah pameran yang belum lama digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Abdurrachim. ST. MM , pemilik Miss Joaquim Pearl di Kota Mataram Lombok, malahan hingga kehabisan stok. “Alhamdulillah, penjualan ramai dan meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu,” ujarnya. Dalam sekali pameran, ia malahan dapat mengantongi omzet yang sangat bagus.
Abdurrachim. ST. MM. memasarkan bermacam format perhiasan dari mutiara air tawar dan air laut. Dia juga memasarkan butir-butir mutiara dengan harga Rp 200.000 per gram. Asal tahu saja, berat satu butir dapat lebih dari satu gram.
Kalung mutiara dibanderol Rp 850.000–Rp 2 juta per buah, bross mulai Rp 1 juta–Rp 1,6 juta, gelang mulai Rp 250.000–Rp 750.000 dan cincin mulai Rp 200.000–Rp 500.000 per buah. Harga mutiara laut sedikit lebih mahal daripada mutiara air tawar, sebab pengerjaan budidayanya lebih lama dan walhasil lebih berkilau.
Ada juga yang paling diminati yakni mutiara air tawar. “Lebih-lebih yang formatnya runcing-runcing seperti ini. Jadi formatnya tak bulat saja, ada lonjong dan agak runcing. Tinggal satu ini stoknya,” ujar Abdurrachim sambil menampilkan kalung best seller.
Dia serupa juga dilontarkan oleh Yana, seorang pemilik stan Mutiara. Dia mengatakan, selama pameran peminat perhiasan mutiara memang banyak. “Lumayan banyak dan ada sebagian ragam yang stoknya telah habis, namun masih banyak yang menanyakan,” tuturnya.

Sama seperti Miss Joaquim Pearl, Yana Mutiara juga memasarkan perhiasan mutiara laut dan mutiara air tawar. Formatnya malahan berbagai, macam kalung, bros, cincin, gelang yang dipasarkan juga berbeda satu sama lain, tergantung kreasinya.
Yana membeberkan, perhiasan yang harganya paling mahal yakni kalung mutiara laut teladan klasik. Banderol perhiasan ragam ini menempuh Rp 6,5 juta per buah. Walaupun kalung mutiara lainnya dibanderol pada kisaran Rp 1,2 juta–Rp 1,7 juta.
“Sepertinya paling laris ini, kami menyebutnya kalung mutiara beras. Mutiaranya kecil-kecil seperti beras. Kalung ini dari jenisnya mutiara air tawar,” ungkapnya.
Walaupun untuk gelang, cincin dan bros dipasarkan di kisaran Rp 350.000–Rp 2 juta. Yana bilang, selama dua hari pameran, Yana Mutiara juga mengantongi omzet sampai puluhan juta. “Ya lumayan dibanding bila tak ada pameran. Namun kesudahannya banyak stok yang kosong juga jadinya dan kami tak bawa lebih,” ujarnya.
Meskipun harga yang dibanderol lumayan tinggi, tidak mengurangi atensi akan mutiara. Karena, harga hal yang demikian sebanding dengan pengerjaan pembuatan mutiara yang eksklusif.
Maklum, butuh ketelatenan dan waktu lama. Apalagi, “Budidaya mutiara ini tergolong lama. Mutiara tawar sekitar lima bulan, mutiara luat cuma setahun sekali,” kata Abdurrachim Pemilik Miss Joaquim Pearl.
Melainkan, saat ini banyak pengusaha kekurangan bahan baku. Minimnya pasokan ini disebabkan oleh teknologi budidaya mutiara yang masih konvensional. “Negara kita tidak punya teknologi budidaya mutiara supaya dapat produksi pesat. Ada teknologi dari Jepang, namun mesinnya telah tua,” terangnya.
Sulit hal yang demikian juga sering kali timbul pada budidaya mutiara air laut. Walaupun, untuk budidaya mutiara air tawar, ironisnya cuma segelintir petani mutiara Lombok yang membudidayakan. Teknik budidaya mutiara air tawar dirasa lebih kompleks dibanding budidaya mutiara air laut.

Abdurrachim bilang, kerumitan budidaya mutiara air tawar ada pada pengerjaan penyusunan mutiaranya. Butuh rangsang berupa nukleus (inti mutiara) lebih banyak dibanding dengan budidaya mutiara air laut.
Penyusunan mutiara laut lewat pengerjaan natural dan total. Konsekuensinya, perlu waktu lama. “Nah, bila di air tawar, nukleusnya wajib banyak supaya dapat pesat dipanen. Nukleus untuk kerang mutiara air laut juga butuh, namun lebih efisien,” tuturnya.
Untuk menuntaskan situasi sulit pasokan, Abdurrachim kesudahannya mengimpor mutiara air tawar dari Tiongkok. Kecuali lebih baik, harganya lebih relatif murah dan ketersediaan mutiara lebih terjamin. Dibanding memikirkan susah dan borosnya membudidayakan kerang mutiara air tawar, dia memilih impor.
Dia serupa juga diucapkan oleh Yana Mutiara. Dia mengakui bahwa segala bahan baku mutiara air tawar kreasi Yana Mutiara diperoleh dari China. “Semacam orisinil kami budidayakan sendiri itu mutiara air laut. Diberi air tawar sepertinya hampir segala impor dari China,” ujarnya.
Dalam pengukuran Yana, mengimpor mutiara air tawar asal China lebih menghemat tarif produksi. Waktunya juga lebih efisien. Sebab hingga di Indonesia, mutiara hal yang demikian akan dilebur dan diolah kembali menjadi bermacam bentuk.
Ada pula yang dikasih sedikit pewarna supaya memperbanyak variasi warna mutiara. Mutiara air tawar umumnya dilebur, kemudian dicetak ulang. warna juga. ” warna orisinil mutiara yakni putih, putih tulang kekuningan, krem dan merah muda. Sementara, selera pembeli juga mau yang warna gelap juga,” kata Yana.