Belajar Mengenal Mutiara Alam dan Mutiara Budidaya
Mutiara yang sampai sekarag ini masih tidak mudah untuk mendapatkannya dan juga memerlukan waktu yang lama dalam proses pembentukannya sehingga akan membuat para nelayan pencari mutiara harus berusaha dan bekerja keras untuk membuat budidaya mutiara agar tidak terancam untuk punah dan dapat berkembang biak meskipun dengan cara budidaya bukan dengan secara alami.
Hal inilah yang mendorong para nelayan untuk mau berjuang sejak dari proses pembuatannya hingga terciptanya kilau-kilau mutiara. Mutiara adalah merupakan hasil biomineralisasi suatu kerang atau siput yang termasuk golongan molusca terhadap masuknya benda asing, yang dapat masuk dan membuat iritasi pada tubuhnya. Di alam, benda asing ini berupa seperti pasir, batu, serpihan karang, dan sebagain ainnya.
Seluruh jenis kerang atau siput sebenarnya dapat menghasilkan mutiara, namun tidak semua memiliki kilau yang indah. Hanya terdapat beberapa kerang yang bisa menghasilkan mutiara seperti kerang jenis Pinctada SP yang dapat menghasilkan mutiara menjadi lebih berkilau, maka kerang jenis inilah yang pada umumnya dibudidayakan. dengan cara pengolahannya inilah yang dapat membedakan antara mutiara laut yang alami dan budidaya.
Mutiara alam yang memang terbentuk secara alami dan secara kebetulan juga, sebuah kerang yang tiba-tiba dimasukkan benda asing dan secara alami pula melindungi moluscanya. Sedangkan mutiara hasil budidaya lebih kepada bantuan manusia yang dengan sengaja memasukkan benda asing ke dalam kerang agar dapat terjadi proses pelapisan nacre.
Hingga saat ini kebanyakan mutiara merupakan hasil budidaya yang telah tercampur oleh bantuan manusia dalam proses pembentukannya. Dengan menggunakan cara memasukkan benda asing ke dalam kerang mutiara, para petani dapat menginduksi pembentukkan mutiara, mirip dengan proses yang sama terhadap penciptaan mutiara alami. Perbedaannya hanya terletak pada proses pancingan yang memang disengaja.
Pada mulanya mutiara alam dan mutiara budidaya juga sulit untuk dibedakan dengan mata telanjang. Akan butuh bantuan agar dapat mendeteksi secara detail dengan menggunakan bantuan sinar x-ray untuk melihat inti pada mutiara. Mutiara alam hampir tidak akan terlihat inti mutiaranya, sedangkan pada mutiara budidaya terlihat berupa parasit yang ditanam oleh para petani mutiara ke dalam kerang tersebut. Faktor yang menjadi hal lain yang membuat para petani lebih memilih dengan karena cara budidaya adalah bentuk mutiara alami lebih tidak beraturan bentuknya karena bentuknya mengikuti benda yang ada. Akhirnya hasil yang diinginkan tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh para petani mutiara.
Metode Pembudidayaan mutiara pertama kali digagas oleh salah seorang yang berkebangsaan Jepang yang bernama Mikimoto. Yaitu dengan Cara melukai tubuh kerang dan dimasukkan benda asing berupa nukleus atau inti mutiara, kemudian tubuh kerang bereaksi membentuk kantung dan melapisi nukleus dengan nacre. Inti mutiara atau nukleus dibuat dari cangkang kerang yang ada di danau Mississippi yang ada di Amerika Serikat.
Semua cangkang sebenarnya dapat dibuat menjadi nukleus, namun cangkang kerang dari danau Mississippi ini lebih kuat saat akan dilubangi yang akan dijadikan perhiasan. Perkembangan budidaya mutiara yang ditemukan di Jepang di akhir abad ke-19 ini hingga awal abad ke-20 oleh Kokichi Mikimoto adalah lebih fokus kepada produksi mabe atau mutiara yang dihasilkan di tiram-tiram namun hasilnya yang tidak utuh. Selain itu akan bisa juga menghasilkan putaran dengan melakukan teknik yang melibatkan jaringan dan penyisipan manik ke dalam akoyanya, moluska atau mutiara yang berasal dari Jepang yang ukurannya kurang dari 7 mm.
Mikimoto mematenkan teknik ini pada tahun 1916. Dengan adanya Penemuan tersebut sehungga dapat menghasilkan industri mutiara yang besar di seluruh belahan dunia dan sampai sekarang orang akan lebih mudah untuk mebudidayakan mutiara dengan bentuk bulat yang berkualitas tinggi sehingga banyak pembeli yang dapat membelinya dengan harga terjangkau. Termasuk pula di Negara Indonesia di mana pembudidayaan mutiara sudah mulai menjadi sebuah lahan usaha bagi masyarakat umum.